28 November 2015

Review: Legend (2015)


"Me and my brother, we're gonna rule London!"

Bukankah menggunakan kata legenda sebagai judul film sudah menunjukkan bahwa film tersebut memiliki rasa percaya diri yang tinggi? Ya, benar, tapi terdapat makna lain selain itu, bisa sebagai cover misalnya untuk menutupi kekurangan yang ia miliki. Legend punya tiga hal yang ingin ia sampaikan, ia berniat memberikan kamu kekerasan penuh ketegangan dan ancaman, ia ingin memberikan kamu kisah cinta dengan bumbu asmara, dan ia ingin menggambarkan moral serta martabat dengan menggunakan perubahan. Pertanyaan setelah itu hanya satu, apakah Legend berhasil menjadi legenda?

Penjara dan bisnis seperti teman akrab bagi Ronnie Kray (Tom Hardy) dan Reggie Kray (Tom Hardy), mengendalikan East End London pada tahun 1960 dengan menggunakan pertarungan gangster penuh intimidasi dan kekerasan yang brutal. Saudara kembar ini sebenarnya punya batasan yang membedakan mereka satu sama lain, Reggie yang memiliki pacar bernama Frances Shea (Emily Browning) merupakan pria cerdas dengan control diri yang baik, sedangkan Ronald sebaliknya, pria eksentrik yang lebih ganas. Dengan batasan yang jelas Reggie dan Ronald mengatakan bahwa mereka merupakan sekutu, namun tiba-tiba batas di antara mereka tersebut menjadi semakin kabur. 



Jika digambarkan secara sangat sangat sederhana maka satu-satunya hal yang menarik untuk di ikuti sejak awal hingga akhir dari film ini adalah kinerja akting dari Tom Hardy, yang disini berhasil memainkan dua karakter dengan sangat baik. Dari fisik batasan antara Reggie dan Ronald memang mudah untuk dibedakan, tapi secara karakterisasi Tom Hardy berhasil membuat dua karakter tersebut hidup dan menarik. Hardy menghadirkan dua warna yang menarik didalam cerita, saudara kembar itu memiliki kedalaman yang sangat oke sehingga sukses membuat saya tidak diganggu oleh fakta bahwa mereka dimainkan oleh orang yang sama karena masing-masing punya pesona yang oke.



Lalu bagaimana dengan elemen lain di luar kinerja akting dari Tom Hardy? Standard. Masalah yang paling mengganggu dari Legend ini adalah ia sebenarnya punya potensi untuk menjadi crime thriller yang oke dengan menggunakan gangster dan mafia, tapi fokus yang tidak pernah terasa stabil sejak awal sehingga merusak semua potensi tadi. Bukan berarti sangat buruk, dengan menggunakan Frances untuk menceritakan kisah alur sendiri berjalan dengan baik, tidak ada hambatan yang berarti, tapi sampai akhir ia berada di level yang hanya sebatas oke. Tidak ada punch atau pukulan yang kuat dari film ini dari sektor cerita, ia punya jalan untuk menjadi kompleks dan dalam tapi script yang tidak merata kisah yang terasa misterius seperti melayang-layang.



Dan itu sangat disayangkan karena awalnya Legend terasa menjanjikan, seperti berniat mengintip kegelapan dunia kriminal, tapi Brian Helgeland kesulitan memberikan pijakan yang solid bagi cerita. Energi film ini banyak berasal dari akting Tom Hardy yang seperti sengaja overdo di beberapa bagian namun sukses menjaga nafas cerita, begitupula dengan penggunaan soundtrack yang juga cukup menarik. Selebihnya, Legend seperti sebuah segitiga dengan isu benci dan cinta yang kemudian bergerak di satu trek lurus hingga akhir. Cerita dengan nada yang bergelombang menjadi salah satu kunci crime thriller seperti ini, permainan nuansa dan suasana layaknya The Godfather atau Goodfellas jika harus mengambil contoh, dan Legend sangat miskin dalam hal tersebut.



Tidak heran ketimbang mempertanyakan misteri dari cerita saya lebih sering bertanya tentang ingin menjadi seperti apa film ini. Legend tidak punya fokus yang kuat, ia tampak aman dan nyaman untuk menyampaikan cerita dalam cakupan atau gambaran yang tidak terlalu luas/besar dan tidak terlalu dalam. Legend asyik bercerita tentang rahasia dan detail hubungan tapi itu tidak diseimbangkan dengan emosi dan nada yang tepat untuk digunakan sebagai penyokong. Bukan berarti buruk, tapi Legend seperti adik dari Black Mass, potensi oke, cerita tenang dan berliku, namun ketika berakhir tidak terasa hadirnya sebuah pukulan yang kuat. Penampilan Tom Hardy berhasil menjaga agar Legend tidak terasa membosankan, tapi sama seperti dua karakter utamanya Legend tidak terasa berakhir menjadi satu kesatuan yang utuh, semua akibat fokus yang lemah. Segmented.








0 komentar :

Post a Comment