25 November 2015

Review: The Good Dinosaur (2015)


"If you ain't scared, you ain't alive."

Sejak berita kehadirannya tahun 2011 yang lalu, The Good Dinosaur sebenarnya sudah seperti kapal yang bukannya memecah gelombang ombak tapi terombang-ambing terbawa gelombang ombak. Produksi film ini punya (beberapa) masalah, jadwal rilis yang mundur dua kali dari tahun 2013 hingga berakhir di tahun 2015, pergantian produser dan sutradara, dibongkar dan mengalami proses yang Pixar sebut "completely reimagined", hingga perubahan para pengisi suara di bulan juni yang lalu. Berbagai problema tadi menjadikan The Good Dinosaur tampak seperti proyek yang penuh penyakit. Hasilnya? Ya, The Good Dinosaur, bukan The Great Dinosaur.

Henry (Jeffrey Wright) dan Ida (Frances McDormand) merupakan Apatosaurus yang masih eksis karena meteroit yang bergerak kearah bumi 65 juta tahun yang lalu ternyata hanya sebatas menyapa bumi dan berlalu begitu saja. Salah satu anak mereka, Arlo (Raymond Ochoa) memiliki rasa takut yang besar jika dibandingkan dengan dua saudaranya, Libby dan Buck, dan Henry mencoba mengatasi itu dengan mengajak Arlo berburu. Suatu hari Arlo melihat seorang caveboy yang kelak ia namai Spot (Jack Bright), berusaha mengejar namun sayangnya mereka berdua terjatuh. Arlo pingsan, namun ketika bangun ia sadar bahwa ia telah jauh dari rumah. 



Sebuah kejutan memang Pixar merilis dua buah film dalam setahun, tapi apakah dua film tersebut punya kualitas yang sama? Sayangnya tidak. Dengan berbagai masalah yang saya sebutkan di bagian pembuka tadi bukan berarti ini merupakan animasi yang buruk, kata yang sebenarnya terasa sangat keterlaluan untuk digunakan pada film ini. Ini animasi yang baik, tapi jika melihat level yang dimiliki oleh Pixar, kelas yang membedakan mereka dengan studio animasi lain, ini merupakan sebuah letdown. Dan hal tersebut semakin lengkap rasanya karena di pertengahan tahun mereka sudah memberikan animasi yang punya kelas luar biasa.



Lalu apa masalah film ini? Tricky, ia punya presentasi visual yang sangat memukau, bahkan dapat dikatakan merupakan salah satu visual terindah yang pernah Pixar ciptakan, dari pemandangan sungai, pegunungan, pohon, hingga cara mereka membangun tampilan karakter, terasa manis, tapi disisi lain isi dari film ini terasa terlalu sederhana. The Good Dinosaur menghasilkan punch yang tidak kuat, ketika berakhir rasanya seperti “oh, okay” bukan “wah, keren”. Memilih untuk tidak membawa isu yang begitu berat dan sebatas memutar sistem kembali ke rumah yang klise itu sebenarnya menjadi keuntungan bagi film ini di sektor cerita, tapi Peter Sohn berserta tim seperti terlalu santai menjadikan ini terasa santai.



Daya cengkeram The Good Dinosaur terlalu biasa, seperti ingin menjadi film yang imut tapi tetap meninggalkan pesan yang mendalam, dan mondar-mandir di dua sisi tadi secara kurang konsisten. Jadi tidak heran jika petualangan bersama Arlo dan Spot terasa ambigu, hanya rutinitas tanpa taruhan yang kuat. Bukan berarti mengharapkan hadirnya kejutan yang menggelegar misalnya, tapi feel dari perjalanan yang dilakukan Arlo terasa kurang konsisten atau stabil dalam hal menjadi atraktif, terkadang ia mampu menyampaikan pelajaran tentang keberanian, sikap setia, dan mandiri, tapi ide-ide tadi tampil dengan rasa yang mini. Oke, jika niat utama film ini adalah menjadi kegembiraan yang sederhana, hal tersebut juga tidak berada di titik yang tinggi, semangat yang ia berikan sama tidak konsisten seperti script yang ia dihasilkan dari kontribusi lima orang tersebut.



Menarik memang, ini seperti film Pixar di mana Pixar tidak mencoba sepenuhnya menjadi Pixar. The Good Dinosaur seperti gabungan dari beberapa elemen kecil animasi yang pernah hadir dan dibentuk kembali oleh Pixar. Ada rasa The Lion King disini, lalu The Flintstones, The Croods, Ice Age, hingga Brave, sehingga film ini  terasa seperti sebuah puzzle yang akhirnya sering bergantung pada ingar-bingar untuk mempertahankan energi cerita, oh termasuk pula score dari Mychael Danna dan Jeff Danna. Pixar selalu berusaha menempatkan cerita di posisi pertama, lalu animasi di posisi kedua, tapi di sini mereka tertukar. Apakah ini awal sebuah usaha baru dari Pixar? Semoga, karena mereka memulainya dengan tidak buruk. Visual sangat direkomendasi, anak-anak pasti akan terjaga dengan riang, tapi dengan usaha menjadi tampak sederhana The Good Dinosaur akhirnya hanya terasa sederhana. Good, but, yeah, good. 












Thanks to: rory pinem

0 komentar :

Post a Comment