25 November 2015

Review: Victor Frankenstein [2015]


"You know the story."

Frankenstein yang merupakan karakter yang punya pengaruh besar terkait mitos penciptaan, seorang ilmuwan dengan rasa cinta pada eksistensi “kemungkinan” yang kemudian membuatnya berusaha untuk menghidupkan mayat, menghadirkan malapetaka bagi semua orang. Victor Frankenstein mencoba membawa kamu bertemu kembali dengan Frankenstein namun lewat presentasi yang berbeda, memutar sudut pandang dengan sentuhan modern. Pertanyaan yang muncul sangat sederhana, apakah keputusan tersebut berhasil membawa penonton bertemu dengan Frankenstein yang “menyenangkan”?

Igor (Daniel Radcliffe) merupakan pemain sirkus yang melarat namun memiliki kemampuan dalam hal pengetahuan medis seperti anatomi yang ia pelajari secara otodidak. Suatu ketika Igor diselamatkan oleh mahasiswa kedokteran bergaya eksentrik bernama Victor Frankenstein (James McAvoy), yang ternyata punya rencana lain bagi Igor. Frankenstein ingin menjadikan Igor sebagai teman, rekan, dan asistennya untuk membantu mewujudkan salah satu mimpi besar miliknya, menemukan obat yang dapat digunakan untuk menghidupkan kembali orang yang telah mati. 



Ketika kamu selesai menyaksikan film-film yang mengambil dasar tokoh atau karakter terkenal, lalu hasil akhirnya itu terasa kurang bagus bahkan buruk, bukankah muncul sedikit harapan agar di kemudian hari industri film memperlakukan tokoh dan karakter yang ikonik itu dengan hormat? Itu yang saya rasakan setelah selesai menyaksikan film ini, rasa jengkel karena Frankenstein “diperlakukan” seperti ini. Kendali Paul McGuigan serta naskah yang ditulis oleh Max Landis seperti tidak pernah full dalam memberikan perlakuan yang layak kepada karakter Frankenstein dan Igor, mereka hanya menjadi objek yang dimanfaatkan bahkan dieksploitasi untuk mewujudkan ambisi utama film ini, menciptakan sebuah “sci-fi” dengan sentuhan horror tipikal sebuah popcorn movie kelas forgettable. Sayangnya hasil akhir masih di bawah itu. 



Victor Frankenstein ini seperti sebuah tim produksi yang begitu semangat saat masih di fase awal tapi kemudian jadi saling bersikap dingin ketika tahu project yang mereka kerjakan tidak punya masa depan yang cerah. Di bagian awal film ini menyenangkan, terasa padat ketika Igor dan Frankenstein mulai masuk ke dalam pekerjaan mereka, ada charm yang oke di bagian ini, chemistry antara Radcliffe dan McAvoy juga oke. Tapi sama seperti wajah Frankenstein yang selama ini kamu kenal film ini penuh jahitan di sana dan di sini. Masalah utamanya adalah gerak mondar-mandir bukan hanya mengganggu karena terasa datar tapi membuat kamu mulai merasakan rasa aneh dari cerita, rasa dimana mulai terlihat film ini bingung mau menjadi apa.



Usaha untuk menemukan obat tentu saja fokus utama, tapi film ini  terlalu asyik membuka kesempatan bagi genre di luar jualan utamanya untuk masuk dan menarik perhatian. Ilmu pengetahuan, horror, komedi, action, hingga bromance, mereka saling tumpang tindih dalam alur yang datar. Paruh pertama mungkin tidak begitu bermasalah, cerita masih punya kesempatan untuk bernafas, tapi di paruh kedua mereka terasa sangat terburu-buru. Plot macet, adegan action cukup menyenangkan namun tidak menciptakan imajinasi yang menarik serta eksistensi mereka di dalam cerita juga terasa aneh. Nilai positif film ini selain chemistry dua aktor utama ketika mereka bersama adalah desain produksi. Desain set dan kostum oke, tapi itu sangat frontal sebagai usaha mengalihkan perhatian penonton yang seringkali dipaksa untuk menaruh simpati pada Igor dan Frankenstein.

Setelah selesai memberikan “operasi” bagi penonton cukup ragu jika jahitan yang film ini tinggalkan akan hilang dari ingatan penontonnya. Awalnya oke tapi semua runtuh di paruh kedua, kekacauan yang berantakan dan tidak punya irama oke. Victor Frankenstein seperti penghormatan yang setengah hati bahkan pemalas, bertemu jalan buntu ketika mencoba mendapatkan hasil maksimal dari karakter dan juga konsep yang mereka gunakan. Banyak elemen yang digunakan tapi tidak mampu diolah dengan cara yang menyenangkan, semua campur aduk dan dijahit bersama-sama dengan rasa yang canggung.










1 comment :

  1. I find the article you created quite nice, charming, good words, and the contents of the article of sufficient quality.
    Thank you for sharing the information pretty good. Continue to post another article
    visit | Pengertian Penyakit Gagal Ginjal Akut Dan Kronis

    ReplyDelete